Soal sistem pernapasan kelas 11 kerap menjadi tantangan tersendiri bagi siswa. Memahami kompleksitas sistem pernapasan manusia, mulai dari mekanisme pertukaran gas hingga dampak lingkungan, memerlukan pemahaman yang mendalam. Materi ini mencakup anatomi sistem pernapasan, proses inspirasi dan ekspirasi, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta berbagai gangguan pernapasan seperti asma, PPOK, dan pneumonia. Dengan panduan ini, siswa dapat menguasai materi dan menjawab berbagai soal dengan lebih percaya diri.

Sistem pernapasan manusia merupakan sistem yang vital, bertanggung jawab untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh dan membuang karbon dioksida. Pemahaman yang komprehensif tentang anatomi, fisiologi, dan gangguan sistem pernapasan sangat penting. Artikel ini akan membahas secara detail setiap aspek sistem pernapasan, mulai dari struktur organ hingga faktor lingkungan yang berpengaruh. Dengan menguasai materi ini, siswa akan mampu menganalisis berbagai permasalahan dan menjawab soal-soal sistem pernapasan dengan tepat.

Sistem Pernapasan Manusia: Soal Sistem Pernapasan Kelas 11

Sistem pernapasan manusia merupakan sistem vital yang bertanggung jawab untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh dan membuang karbon dioksida, produk sampingan metabolisme. Proses ini melibatkan serangkaian organ yang bekerja sama secara kompleks, mulai dari pengambilan udara hingga pertukaran gas di tingkat seluler. Pemahaman mendalam tentang anatomi dan fisiologi sistem pernapasan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai gangguan pernapasan.

Anatomi Sistem Pernapasan Manusia

Sistem pernapasan manusia terdiri dari saluran pernapasan atas dan bawah. Saluran pernapasan atas meliputi hidung, rongga hidung, faring, dan laring. Hidung berfungsi sebagai pintu masuk udara, menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Rongga hidung yang dilapisi selaput lendir dan rambut-rambut halus (silia) berperan penting dalam penyaringan partikel asing. Faring merupakan saluran yang menghubungkan rongga hidung dan mulut dengan laring dan esofagus.

Laring, atau kotak suara, mengandung pita suara yang menghasilkan suara. Saluran pernapasan bawah meliputi trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveoli. Trakea, atau batang tenggorokan, merupakan tabung yang bercabang menjadi dua bronkus, masing-masing menuju ke paru-paru kanan dan kiri. Bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus yang lebih kecil, yang akhirnya berakhir di alveoli, kantung udara kecil tempat pertukaran gas terjadi. Bayangkan sebuah pohon terbalik, dengan trakea sebagai batangnya, bronkus sebagai cabang utama, bronkiolus sebagai cabang-cabang kecil, dan alveoli sebagai daun-daunnya.

Paru-paru sendiri terbungkus oleh pleura, dua lapisan membran yang menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi gesekan selama respirasi. Ilustrasi akan memperlihatkan bagaimana organ-organ ini tersusun secara berurutan, mulai dari hidung hingga alveoli, dengan penekanan pada ukuran dan bentuk relatif masing-masing organ.

Perbandingan Pernapasan Dada dan Pernapasan Perut

Terdapat dua jenis mekanisme pernapasan utama: pernapasan dada dan pernapasan perut. Kedua mekanisme ini melibatkan perubahan volume rongga dada untuk memfasilitasi pertukaran udara. Tabel berikut merangkum perbedaan keduanya:

Karakteristik Pernapasan Dada Pernapasan Perut
Mekanisme Perubahan volume rongga dada akibat gerakan tulang rusuk Perubahan volume rongga dada akibat gerakan diafragma
Otot yang Terlibat Otot interkostal eksterna dan interna, otot-otot leher dan bahu (untuk inspirasi paksa) Diafragma, otot abdominal (untuk ekspirasi paksa)
Volume Udara Relatif lebih kecil Relatif lebih besar

Gangguan Sistem Pernapasan

Beberapa gangguan sistem pernapasan umum dapat mengganggu efisiensi pertukaran gas dan kualitas hidup. Berikut adalah tiga contohnya:

  • Asma: Penyebabnya adalah penyempitan saluran napas akibat inflamasi dan spasme otot polos bronkus. Gejalanya meliputi sesak napas, batuk, dan mengi. Penanganan meliputi penggunaan inhaler bronkodilator dan kortikosteroid.
  • Pneumonia: Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Gejalanya meliputi batuk berdahak, demam, dan sesak napas. Penanganan meliputi antibiotik (jika disebabkan bakteri) dan pengobatan suportif.
  • Bronkitis: Peradangan pada bronkus, biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Gejalanya meliputi batuk berdahak, sesak napas, dan nyeri dada. Penanganan meliputi istirahat, minum banyak cairan, dan pengobatan untuk meredakan gejala.

Mekanisme Pertukaran Gas di Alveoli

Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida terjadi di alveoli melalui proses difusi. Oksigen dari udara di alveoli berdifusi ke dalam kapiler darah, sedangkan karbon dioksida dari darah berdifusi ke dalam alveoli untuk dikeluarkan saat ekspirasi. Proses ini didorong oleh perbedaan tekanan parsial gas antara alveoli dan darah.

Difusi Oksigen dan Karbon Dioksida di Alveoli

Ilustrasi akan menunjukkan alveolus dengan kapiler darah di sekitarnya. Oksigen (O2) yang memiliki tekanan parsial lebih tinggi di alveoli akan berdifusi melewati membran alveoli dan membran kapiler menuju darah, yang memiliki tekanan parsial O2 lebih rendah. Sebaliknya, karbon dioksida (CO2) yang memiliki tekanan parsial lebih tinggi di darah akan berdifusi ke alveoli, yang memiliki tekanan parsial CO2 lebih rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju difusi meliputi perbedaan tekanan parsial gas, luas permukaan alveoli, ketebalan membran alveolokapiler, dan kelarutan gas dalam darah. Perbedaan tekanan parsial yang besar, luas permukaan yang besar, membran yang tipis, dan kelarutan gas yang tinggi akan meningkatkan laju difusi.

Mekanisme Pernapasan

Sistem pernapasan manusia merupakan proses kompleks yang melibatkan kerja sama berbagai organ dan otot untuk menjamin pasokan oksigen yang cukup bagi tubuh dan membuang karbon dioksida sebagai produk sisa metabolisme. Mekanisme pernapasan itu sendiri terbagi menjadi dua proses utama: inspirasi (inhalasi) dan ekspirasi (ekshalasi). Pemahaman yang mendalam tentang mekanisme ini krusial untuk memahami kesehatan pernapasan secara menyeluruh.

Proses Inspirasi dan Ekspirasi

Inspirasi adalah proses pengambilan udara dari lingkungan luar ke dalam paru-paru, sementara ekspirasi adalah proses pengeluaran udara dari paru-paru ke lingkungan luar. Kedua proses ini melibatkan perubahan volume rongga dada dan tekanan udara di dalamnya. Perubahan volume rongga dada ini dimungkinkan oleh kerja otot-otot pernapasan.

Pada inspirasi, diafragma berkontraksi dan mendatar, sementara otot-otot interkostalis eksterna berkontraksi mengangkat tulang rusuk. Hal ini menyebabkan volume rongga dada membesar. Peningkatan volume rongga dada ini menurunkan tekanan udara di dalam paru-paru menjadi lebih rendah daripada tekanan udara di atmosfer. Akibatnya, udara dari luar akan masuk ke paru-paru.

Sebaliknya, pada ekspirasi, diafragma relaksasi dan kembali ke posisi semula (cembung), dan otot-otot interkostalis eksterna relaksasi, menyebabkan tulang rusuk turun. Volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam paru-paru meningkat menjadi lebih tinggi daripada tekanan udara di atmosfer. Akibatnya, udara dari paru-paru akan keluar ke lingkungan luar.

Langkah-langkah Mekanisme Pernapasan

Proses pernapasan dapat disederhanakan menjadi beberapa langkah kunci berikut:

  1. Inspirasi: Diafragma berkontraksi dan mendatar, otot interkostalis eksterna berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan udara dalam paru-paru menurun, udara masuk ke paru-paru.
  2. Pertukaran Gas di Alveoli: Oksigen dari udara yang masuk berdifusi ke dalam kapiler darah di alveoli, sementara karbon dioksida dari darah berdifusi ke dalam alveoli.
  3. Ekspirasi: Diafragma dan otot interkostalis eksterna relaksasi, volume rongga dada menurun, tekanan udara dalam paru-paru meningkat, udara keluar dari paru-paru.

Diagram Alir Inspirasi dan Ekspirasi

Berikut gambaran sederhana diagram alir proses inspirasi dan ekspirasi:

Inspirasi:

  • Otot Diafragma berkontraksi → Diafragma mendatar
  • Otot Interkostalis eksterna berkontraksi → Tulang rusuk terangkat
  • Volume rongga dada meningkat → Tekanan udara dalam paru-paru menurun
  • Udara masuk ke paru-paru

Ekspirasi:

  • Otot Diafragma relaksasi → Diafragma kembali cembung
  • Otot Interkostalis eksterna relaksasi → Tulang rusuk turun
  • Volume rongga dada menurun → Tekanan udara dalam paru-paru meningkat
  • Udara keluar dari paru-paru

Perbedaan Tekanan Udara Selama Inspirasi dan Ekspirasi

Selama inspirasi, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara di atmosfer, sehingga udara masuk. Sebaliknya, selama ekspirasi, tekanan udara di dalam paru-paru lebih tinggi daripada tekanan udara di atmosfer, sehingga udara keluar. Perbedaan tekanan ini merupakan pendorong utama terjadinya pertukaran udara.

Volume dan Kapasitas Paru-paru

Volume dan kapasitas paru-paru merupakan ukuran penting yang mencerminkan efisiensi sistem pernapasan. Beberapa ukuran penting meliputi:

  • Volume Tidal (VT): Volume udara yang dihirup atau dihembuskan dalam satu kali pernapasan normal.
  • Volume Cadangan Inspirasi (VCI): Volume udara tambahan yang dapat dihirup setelah inspirasi normal.
  • Volume Cadangan Ekspirasi (VCE): Volume udara tambahan yang dapat dihembuskan setelah ekspirasi normal.
  • Kapasitas Vital (KV): Jumlah total udara yang dapat dihembuskan setelah inspirasi maksimal (VCI + VT + VCE).

Ukuran-ukuran ini saling berkaitan dan memengaruhi efisiensi pertukaran gas selama mekanisme pernapasan. Pengukurannya dapat dilakukan dengan spirometer dan memberikan informasi penting mengenai kesehatan sistem pernapasan seseorang.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernapasan

Sistem pernapasan manusia, meskipun tampak sederhana, merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Memahami faktor-faktor ini krusial untuk menjaga kesehatan pernapasan dan mengantisipasi potensi masalah. Berikut ini akan diuraikan beberapa faktor utama yang secara signifikan memengaruhi frekuensi, kedalaman, dan efisiensi pernapasan.

Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Pernapasan

Aktivitas fisik meningkatkan kebutuhan tubuh akan oksigen. Sebagai respons, frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat secara signifikan. Saat berolahraga, otot-otot bekerja lebih keras, membutuhkan lebih banyak energi yang dihasilkan melalui metabolisme seluler yang membutuhkan oksigen. Peningkatan kebutuhan oksigen ini memicu peningkatan laju pernapasan untuk memasok oksigen yang cukup ke seluruh tubuh. Contohnya, saat berlari, frekuensi pernapasan akan meningkat dari sekitar 12-15 kali per menit menjadi 30-40 kali per menit atau lebih, tergantung intensitas olahraga.

Kedalaman pernapasan juga meningkat, memungkinkan lebih banyak udara masuk dan keluar paru-paru.

Dampak Ketinggian Tempat terhadap Sistem Pernapasan

Tekanan udara menurun seiring bertambahnya ketinggian. Pada ketinggian yang lebih tinggi, konsentrasi oksigen di udara lebih rendah. Hal ini memaksa tubuh untuk beradaptasi. Sebagai respons terhadap tekanan parsial oksigen yang lebih rendah, tubuh meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan untuk mengkompensasi penurunan kadar oksigen. Selain itu, produksi sel darah merah meningkat untuk meningkatkan kapasitas darah dalam mengangkut oksigen.

Pendaki gunung, misalnya, sering mengalami sesak napas pada ketinggian tinggi karena tubuh berjuang untuk mendapatkan cukup oksigen. Adaptasi jangka panjang meliputi peningkatan kapasitas paru-paru dan peningkatan produksi eritropoietin, hormon yang merangsang produksi sel darah merah.

Pengaruh Zat Pencemar terhadap Fungsi Pernapasan

Berbagai zat pencemar di udara dapat mengganggu fungsi sistem pernapasan. Asap rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya yang mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan batuk, sesak napas, dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru seperti bronkitis kronis dan emfisema. Polusi udara, yang meliputi partikel halus, ozon, dan gas-gas berbahaya lainnya, juga dapat merusak jaringan paru-paru dan memicu reaksi alergi dan peradangan. Paparan jangka panjang terhadap polutan udara meningkatkan risiko berbagai penyakit pernapasan, termasuk asma, kanker paru-paru, dan penyakit jantung.

Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara terhadap Pernapasan

Suhu dan kelembaban udara juga memengaruhi sistem pernapasan. Udara dingin dan kering dapat mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan batuk dan ketidaknyamanan. Sebaliknya, udara panas dan lembap dapat memperburuk kondisi pernapasan bagi penderita asma atau penyakit paru-paru lainnya karena udara lembap dapat memicu penyempitan saluran udara. Kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan kekeringan pada selaput lendir saluran pernapasan, mengurangi kemampuannya untuk menyaring partikel asing dan bakteri.

Tabel Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang Memengaruhi Pernapasan

Faktor Jenis Faktor Dampak terhadap Pernapasan Contoh
Aktivitas Fisik Eksternal Meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan Olahraga, aktivitas fisik berat
Ketinggian Eksternal Menurunkan tekanan parsial oksigen, meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan Mendaki gunung
Polusi Udara Eksternal Iritasi saluran pernapasan, penyakit paru-paru Asap rokok, partikel debu
Suhu dan Kelembaban Eksternal Iritasi saluran pernapasan, memperburuk kondisi pernapasan Udara dingin dan kering, udara panas dan lembap
Kondisi Kesehatan Internal Berbagai penyakit dapat memengaruhi fungsi pernapasan Asma, emfisema, pneumonia
Usia Internal Efisiensi pernapasan menurun seiring bertambahnya usia Penurunan elastisitas paru-paru pada usia lanjut

Gangguan Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan, meskipun kompleks dan efisien, rentan terhadap berbagai gangguan yang dapat mengganggu fungsi vitalnya. Pemahaman mendalam tentang patofisiologi penyakit pernapasan sangat krusial, baik untuk pencegahan maupun penanganan yang efektif. Berikut ini beberapa gangguan sistem pernapasan yang umum dijumpai, beserta penjelasannya.

Asma, Soal sistem pernapasan kelas 11

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran napas yang ditandai dengan episode berulang berupa penyempitan saluran napas yang reversibel, baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Patofisiologi asma melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor pemicu, seperti alergen (debu, serbuk sari), iritan (asap, polusi udara), infeksi virus, dan olahraga, memicu reaksi inflamasi di saluran napas. Peradangan ini menyebabkan pembengkakan mukosa, peningkatan sekresi lendir, dan spasme otot polos bronkus, sehingga menyempitkan saluran napas dan menyebabkan kesulitan bernapas.

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK merupakan sekelompok penyakit paru yang ditandai dengan aliran udara yang terbatas dari paru-paru. Penyebab utama PPOK adalah paparan jangka panjang terhadap iritan saluran napas, terutama asap rokok. Gejala PPOK meliputi batuk kronis, sesak napas, produksi dahak berlebih, dan mengi. Jika tidak ditangani, PPOK dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal jantung, hipertensi pulmonal, dan kanker paru.

Perbedaan Emfisema dan Bronkitis Kronis

Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua komponen utama PPOK, namun memiliki perbedaan patofisiologi. Emfisema ditandai dengan kerusakan dan penghancuran alveoli (kantong udara di paru-paru), mengakibatkan penurunan luas permukaan respirasi. Bronkitis kronis, di sisi lain, dicirikan oleh peradangan dan penyempitan kronis bronkus, menghasilkan peningkatan produksi lendir dan batuk kronis. Meskipun sering terjadi bersamaan, kedua kondisi ini dapat berkembang secara terpisah.

Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Jenis-jenis pneumonia diklasifikasikan berdasarkan patogen penyebab, lokasi infeksi, dan keparahannya. Penanganan pneumonia bergantung pada penyebab infeksi dan keparahannya, dan dapat mencakup antibiotik (untuk pneumonia bakteri), antivirus (untuk pneumonia virus), dan dukungan pernapasan.

  • Pneumonia Bakterial: Umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Ditandai dengan batuk produktif, demam, dan sesak napas.
  • Pneumonia Viral: Sering disebabkan oleh virus influenza atau virus pernapasan lainnya. Gejalanya dapat bervariasi, dari ringan hingga berat.
  • Pneumonia Jamur: Lebih jarang terjadi, seringkali menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ lain. Pencegahan TBC sangat penting untuk mengendalikan penyebarannya.

“Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri

  • Mycobacterium tuberculosis*. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lainnya. TBC menyebar melalui udara ketika penderita TBC batuk, bersin, atau berbicara. Pencegahan TBC meliputi vaksinasi BCG, deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan yang tepat bagi penderita TBC aktif. Keberhasilan pengobatan TBC sangat bergantung pada kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan selama periode yang ditentukan.”
  • Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Pengaruh Lingkungan terhadap Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan manusia, yang berperan vital dalam menyediakan oksigen bagi tubuh dan membuang karbon dioksida, sangat rentan terhadap kondisi lingkungan. Kualitas udara yang buruk, baik akibat polusi maupun kebiasaan hidup tidak sehat, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari iritasi ringan hingga penyakit kronis yang mengancam jiwa. Pemahaman mengenai dampak lingkungan terhadap sistem pernapasan sangat penting untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan dan menjaga kesehatan.

Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan Pernapasan

Polusi udara, yang meliputi partikel debu, asap kendaraan bermotor, polutan industri, dan gas rumah kaca, merupakan ancaman serius bagi kesehatan pernapasan. Partikel-partikel halus ini dapat masuk jauh ke dalam paru-paru, memicu inflamasi dan iritasi. Akibatnya, penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan gejala, seperti batuk, sesak napas, dan mengi. Bahkan pada individu sehat, paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker paru-paru.

Studi menunjukkan korelasi antara peningkatan kadar polutan udara dengan peningkatan angka rawat inap dan kematian akibat penyakit pernapasan.

Kerusakan Sistem Pernapasan Akibat Merokok

Merokok merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit pernapasan. Kandungan nikotin, tar, dan berbagai zat kimia berbahaya dalam rokok merusak sel-sel epitel di saluran pernapasan, mengganggu fungsi silia yang membersihkan saluran pernapasan dari kotoran, dan menyebabkan peradangan kronis. Hal ini meningkatkan risiko bronkitis kronis, emfisema, dan kanker paru-paru. Selain itu, merokok juga menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi saluran pernapasan, sehingga perokok lebih rentan terhadap penyakit seperti pneumonia dan influenza.

Pentingnya Menjaga Kualitas Udara untuk Kesehatan Pernapasan

Menjaga kualitas udara merupakan langkah krusial dalam melindungi kesehatan sistem pernapasan. Udara bersih yang kaya oksigen dan minim polutan sangat penting untuk fungsi paru-paru yang optimal. Pencemaran udara tidak hanya mempengaruhi kesehatan individu, tetapi juga berdampak pada produktivitas ekonomi dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Upaya untuk mengurangi polusi udara, seperti penerapan standar emisi kendaraan bermotor yang lebih ketat, peningkatan penggunaan energi terbarukan, dan penghijauan kota, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung kesehatan pernapasan.

Saran Praktis untuk Menjaga Kesehatan Sistem Pernapasan di Lingkungan yang Tercemar

  • Menggunakan masker pelindung, terutama saat berada di lingkungan dengan polusi udara tinggi.
  • Membatasi aktivitas fisik di luar ruangan saat kualitas udara buruk.
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
  • Menghindari merokok dan paparan asap rokok.
  • Mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga daya tahan tubuh.
  • Melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia.
  • Memantau kualitas udara melalui aplikasi atau situs web resmi.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Pernapasan

“Perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem, seperti gelombang panas dan kebakaran hutan, yang dapat menyebabkan peningkatan paparan polutan udara dan memperburuk penyakit pernapasan.”

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Penutupan Akhir

Menguasai materi sistem pernapasan kelas 11 bukan hanya sekadar menghafal rumus atau definisi. Lebih dari itu, memahami interaksi kompleks antara struktur, fungsi, dan faktor lingkungan akan memberikan pemahaman yang holistik. Dengan pengetahuan yang komprehensif ini, siswa tidak hanya mampu menjawab soal-soal ujian, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan pernapasan diri sendiri dan orang lain.

Semoga panduan ini bermanfaat dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan akademik dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan pernapasan.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *