Table of contents: [Hide] [Show]

Contoh kalimat pasif dan aktif merupakan topik penting dalam tata bahasa Indonesia. Memahami perbedaan keduanya sangat krusial untuk menulis dengan efektif dan tepat. Kalimat aktif menekankan pelaku tindakan, sementara kalimat pasif lebih fokus pada tindakan itu sendiri. Mari kita telusuri perbedaan mendasar, konversi, dan penggunaan keduanya dalam berbagai konteks penulisan.

Artikel ini akan membahas pengertian kalimat aktif dan pasif, cara mengubahnya satu sama lain, penggunaan dalam konteks tertentu seperti berita dan karya ilmiah, serta peran kata kerja bantu dalam pembentukan kalimat pasif. Dengan pemahaman yang komprehensif, Anda akan mampu menggunakan kalimat aktif dan pasif secara tepat dan efektif dalam tulisan Anda.

Pengertian Kalimat Aktif dan Pasif

Kalimat aktif dan pasif merupakan dua jenis kalimat dalam Bahasa Indonesia yang membedakan bagaimana subjek dan objek di dalam kalimat tersebut berperan. Perbedaan ini terletak pada siapa yang melakukan tindakan (subjek) dan siapa yang menerima tindakan (objek). Pemahaman akan perbedaan ini penting untuk menulis dengan lebih efektif dan tepat.

Pada kalimat aktif, subjek melakukan tindakan secara langsung kepada objek. Sementara itu, pada kalimat pasif, subjek menerima tindakan yang dilakukan oleh pelaku (yang seringkali tidak disebutkan secara eksplisit). Perbedaan ini akan dijelaskan lebih detail berikut ini, disertai dengan contoh-contoh kalimat yang mudah dipahami.

Contoh Kalimat Aktif dan Pasif

Berikut beberapa contoh kalimat aktif dan pasif yang sederhana. Perhatikan bagaimana posisi subjek dan objek, serta penggunaan kata kerja, berubah di antara kedua jenis kalimat tersebut.

  • Kalimat Aktif: Ani memakan apel.
  • Kalimat Aktif: Budi menulis surat.
  • Kalimat Aktif: Mereka bermain bola.
  • Kalimat Aktif: Ibu memasak nasi goreng.
  • Kalimat Aktif: Ayah membaca koran.
  • Kalimat Pasif: Apel dimakan Ani.
  • Kalimat Pasif: Surat ditulis Budi.
  • Kalimat Pasif: Bola dimainkan mereka.
  • Kalimat Pasif: Nasi goreng dimasak Ibu.
  • Kalimat Pasif: Koran dibaca Ayah.

Tabel Perbandingan Kalimat Aktif dan Pasif

Tabel berikut ini menyajikan perbandingan lebih rinci antara kalimat aktif dan pasif, termasuk identifikasi subjek, predikat, dan objek pada masing-masing kalimat.

Kalimat Jenis Kalimat Subjek Predikat Objek
Ani memakan apel. Aktif Ani memakan apel
Apel dimakan Ani. Pasif Apel dimakan Ani
Budi menulis surat. Aktif Budi menulis surat
Surat ditulis Budi. Pasif Surat ditulis Budi

Kalimat Aktif dan Pasif dengan Kata Kerja Transitif dan Intransitif

Penggunaan kata kerja transitif dan intransitif juga mempengaruhi pembentukan kalimat aktif dan pasif. Kata kerja transitif memerlukan objek, sedangkan kata kerja intransitif tidak memerlukan objek.

  • Kalimat Aktif (Transitif): Dia membaca buku itu. (Kata kerja “membaca” membutuhkan objek “buku itu”)
  • Kalimat Pasif (Transitif): Buku itu dibaca dia. (Objek menjadi subjek)
  • Kalimat Aktif (Intransitif): Bayi itu menangis. (Kata kerja “menangis” tidak membutuhkan objek)
  • Kalimat Pasif (Intransitif): Kalimat pasif untuk kata kerja intransitif umumnya tidak terbentuk secara alami dalam Bahasa Indonesia. Contohnya, “Bayi itu ditangisi” tidak tepat secara gramatikal dan tidak memiliki makna yang sama dengan kalimat aktifnya.

Unsur-Unsur Kalimat pada Contoh Kalimat Aktif dan Pasif

Berikut identifikasi unsur-unsur kalimat (subjek, predikat, objek) pada contoh-contoh yang telah diberikan sebelumnya. Perhatikan bagaimana perubahan jenis kalimat mempengaruhi unsur-unsur tersebut.

  • Ani memakan apel. Subjek: Ani; Predikat: memakan; Objek: apel
  • Apel dimakan Ani. Subjek: Apel; Predikat: dimakan Ani; Objek: –
  • Budi menulis surat. Subjek: Budi; Predikat: menulis; Objek: surat
  • Surat ditulis Budi. Subjek: Surat; Predikat: ditulis Budi; Objek: –

Konversi Kalimat Aktif ke Pasif dan Sebaliknya

Mengubah kalimat aktif menjadi pasif, dan sebaliknya, merupakan keterampilan penting dalam berbahasa Indonesia. Pemahaman tentang proses konversi ini memungkinkan kita untuk mengarahkan fokus kalimat, menekankan subjek atau objek, serta menciptakan variasi gaya penulisan. Berikut ini akan dijelaskan prosedur konversi tersebut beserta contoh-contohnya.

Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Kalimat Pasif

Mengubah kalimat aktif menjadi pasif melibatkan beberapa langkah. Secara umum, subjek kalimat aktif menjadi objek dalam kalimat pasif, dan objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif. Kata kerja bantu “di-” atau “ter-” ditambahkan, diikuti oleh kata kerja utama dalam bentuk partisipan. Berikut beberapa contoh:

  1. Kalimat Aktif: Ayah membaca buku.
    Kalimat Pasif: Buku dibaca ayah.
  2. Kalimat Aktif: Ibu memasak nasi goreng.
    Kalimat Pasif: Nasi goreng dimasak ibu.
  3. Kalimat Aktif: Mereka menyelesaikan pekerjaan.
    Kalimat Pasif: Pekerjaan diselesaikan mereka.
  4. Kalimat Aktif: Ani menulis surat.
    Kalimat Pasif: Surat ditulis Ani.
  5. Kalimat Aktif: Kami mengunjungi museum.
    Kalimat Pasif: Museum dikunjungi kami.

Mengubah Kalimat Pasif Menjadi Kalimat Aktif

Proses mengubah kalimat pasif menjadi aktif adalah kebalikannya. Objek dalam kalimat pasif menjadi subjek dalam kalimat aktif. Kata kerja bantu “di-” atau “ter-” dihilangkan, dan kata kerja utama dikembalikan ke bentuk aktif. Berikut beberapa contoh:

  1. Kalimat Pasif: Buku itu dibaca siswa.
    Kalimat Aktif: Siswa membaca buku itu.
  2. Kalimat Pasif: Lagu tersebut dinyanyikan penyanyi terkenal.
    Kalimat Aktif: Penyanyi terkenal menyanyikan lagu tersebut.
  3. Kalimat Pasif: Pertandingan sepak bola ditonton banyak orang.
    Kalimat Aktif: Banyak orang menonton pertandingan sepak bola.
  4. Kalimat Pasif: Rumah itu dibangun oleh arsitek terkenal.
    Kalimat Aktif: Arsitek terkenal membangun rumah itu.
  5. Kalimat Pasif: Mobil itu diperbaiki mekanik.
    Kalimat Aktif: Mekanik memperbaiki mobil itu.

Kalimat Sulit Diubah Antara Bentuk Aktif dan Pasif

Beberapa kalimat sulit atau bahkan tidak mungkin diubah antara bentuk aktif dan pasif. Hal ini sering terjadi pada kalimat yang menggunakan kata kerja intransitif (kata kerja yang tidak memerlukan objek). Contohnya, kalimat “Dia tertawa keras” sulit diubah menjadi kalimat pasif karena “tertawa” tidak memiliki objek. Kalimat “Mobil itu bergerak” juga demikian. Tidak ada yang melakukan aksi “bergerak” kepada mobil tersebut.

Identifikasi Kata Kerja Bantu dalam Kalimat Pasif

Kata kerja bantu yang umum digunakan dalam kalimat pasif Bahasa Indonesia adalah “di-” dan “ter-“. “Di-” digunakan untuk kalimat pasif yang subjeknya diketahui, sedangkan “ter-” sering digunakan untuk kalimat pasif yang subjeknya tidak disebutkan atau tidak penting. Perhatikan konteks kalimat untuk mengidentifikasi dengan tepat.

Contoh Kalimat Aktif dan Pasif dengan Kata Ganti Orang

Berikut contoh kalimat aktif dan pasif yang menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga:

Kata Ganti Orang Kalimat Aktif Kalimat Pasif
Pertama (Saya) Saya membaca buku ini. Buku ini dibaca saya.
Kedua (Kamu) Kamu menyelesaikan tugas itu. Tugas itu diselesaikan kamu.
Ketiga (Dia/Mereka) Dia menulis surat itu. Surat itu ditulis dia.

Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif dalam Konteks Tertentu

Penggunaan kalimat aktif dan pasif dalam penulisan memiliki dampak yang signifikan terhadap gaya bahasa dan efektivitas penyampaian informasi. Pilihan antara kalimat aktif dan pasif bergantung pada konteks penulisan dan tujuan yang ingin dicapai. Pemahaman yang tepat akan membantu penulis menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan efektif.

Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif dalam Penulisan Berita, Contoh kalimat pasif dan aktif

Dalam penulisan berita, kalimat aktif umumnya lebih disukai karena memberikan kesan langsung, lugas, dan efisien. Kalimat aktif menekankan pelaku tindakan, sehingga pembaca langsung memahami siapa yang melakukan apa. Namun, penggunaan kalimat pasif juga memiliki tempatnya, terutama ketika pelaku tindakan tidak diketahui atau tidak penting untuk diutamakan.

  • Kalimat Aktif: Polisi menangkap pelaku pencurian di lokasi kejadian.
  • Kalimat Pasif: Pelaku pencurian ditangkap polisi di lokasi kejadian.

Pada contoh di atas, kalimat aktif lebih langsung dan informatif. Kalimat pasif, meskipun tetap menyampaikan informasi yang sama, terasa kurang tegas.

Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif dalam Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah cenderung lebih sering menggunakan kalimat pasif untuk menciptakan kesan objektif dan formal. Kalimat pasif menonjolkan objek atau hasil penelitian, bukan peneliti sebagai subjek. Namun, penggunaan kalimat aktif juga tetap relevan, terutama ketika ingin menekankan peran peneliti atau metode penelitian yang digunakan.

  • Kalimat Pasif: Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman telah diteliti dalam eksperimen ini.
  • Kalimat Aktif: Peneliti melakukan eksperimen untuk meneliti pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman.

Dalam contoh ini, kalimat pasif memberikan kesan objektif dan formal yang sesuai dengan konteks karya ilmiah. Kalimat aktif, di sisi lain, lebih menekankan peran peneliti dalam penelitian tersebut.

Perbedaan Efek Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif pada Sebuah Paragraf

Penggunaan kalimat aktif pada sebuah paragraf menciptakan alur baca yang lebih dinamis dan mudah dipahami. Kalimat aktif cenderung lebih ringkas dan langsung pada inti permasalahan. Sebaliknya, penggunaan kalimat pasif dapat menciptakan kesan yang lebih formal, tetapi juga bisa membuat paragraf terasa lebih berat dan kurang mengalir. Penggunaan kalimat pasif yang berlebihan dapat membuat pembaca kehilangan fokus dan minat baca.

Contoh Paragraf yang Menggunakan Kalimat Aktif dan Pasif Secara Efektif dan Efisien

Para peneliti (Kalimat Aktif) melakukan observasi selama enam bulan. Data yang dikumpulkan (Kalimat Pasif) kemudian dianalisis secara statistik. Hasil analisis menunjukkan (Kalimat Aktif) adanya korelasi positif antara variabel X dan Y. Kesimpulan ini (Kalimat Pasif) diperkuat oleh temuan penelitian sebelumnya. Kesimpulannya, penelitian ini (Kalimat Aktif) memberikan kontribusi berharga bagi pemahaman fenomena tersebut.

Contoh Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif dalam Kalimat Persuasif

Kalimat aktif dan pasif dapat digunakan dalam kalimat persuasif untuk menciptakan efek yang berbeda. Kalimat aktif dapat digunakan untuk menciptakan kesan yang lebih kuat dan langsung, sementara kalimat pasif dapat digunakan untuk menciptakan kesan yang lebih halus dan tidak langsung.

  • Kalimat Aktif: Dapatkan produk terbaik kami sekarang juga!
  • Kalimat Pasif: Produk terbaik kami tersedia untuk Anda.

Kalimat aktif lebih langsung dan memerintah, sedangkan kalimat pasif lebih lembut dan informatif. Pilihan antara keduanya bergantung pada strategi persuasi yang ingin digunakan.

Penggunaan Kata Kerja Bantu dalam Kalimat Pasif

Kalimat pasif dalam Bahasa Indonesia memanfaatkan kata kerja bantu untuk menandai bahwa subjek kalimat mengalami suatu tindakan, bukan melakukan tindakan tersebut. Pemahaman tentang kata kerja bantu ini krusial untuk memahami dan membentuk kalimat pasif dengan benar. Kata kerja bantu yang digunakan beragam, dan masing-masing memiliki fungsi spesifik dalam menentukan arti dan nuansa kalimat.

Daftar Kata Kerja Bantu dalam Kalimat Pasif

Beberapa kata kerja bantu yang umum digunakan dalam pembentukan kalimat pasif Bahasa Indonesia antara lain “di-“, “ter-“, “ke-“, dan “diper-“. Penggunaan kata kerja bantu ini bergantung pada konteks kalimat dan jenis tindakan yang ingin diungkapkan.

  • di-
  • ter-
  • ke-
  • diper-

Contoh Kalimat Pasif dengan Berbagai Kata Kerja Bantu

Berikut beberapa contoh kalimat pasif yang menggunakan berbagai macam kata kerja bantu, beserta penjelasan fungsinya:

  • Rumah itu di cat ulang. (Kata kerja bantu “di-” menunjukkan tindakan ‘mengecat’ dilakukan oleh pihak lain kepada subjek ‘rumah itu’.)
  • Buku itu terbaca dengan cepat. (Kata kerja bantu “ter-” menunjukkan tindakan ‘membaca’ terjadi secara pasif pada subjek ‘buku itu’, seringkali mengimplikasikan kejadian yang tak disengaja atau tanpa pelaku yang jelas.)
  • Kue itu kemakan oleh kucing. (Kata kerja bantu “ke-” menunjukkan tindakan ‘memakan’ terjadi pada subjek ‘kue itu’, dan diikuti oleh pelaku ‘kucing’.)
  • Pertanyaan itu diperhatikan dengan seksama. (Kata kerja bantu “diper-” menunjukkan tindakan ‘memperhatikan’ yang dilakukan oleh pihak lain kepada subjek ‘pertanyaan itu’, menunjukkan intensitas atau usaha yang lebih besar dibandingkan dengan “di-“)

Fungsi Masing-Masing Kata Kerja Bantu dalam Pembentukan Kalimat Pasif

Pemahaman fungsi masing-masing kata kerja bantu sangat penting untuk membentuk kalimat pasif yang tepat dan efektif. Perbedaan penggunaan kata kerja bantu dapat mengubah makna dan nuansa kalimat secara signifikan.

Kata Kerja Bantu Fungsi Contoh
di- Menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh pelaku yang biasanya disebutkan atau tersirat. Mobil itu dicuci oleh Andi.
ter- Menunjukkan tindakan yang terjadi secara pasif, seringkali tanpa pelaku yang jelas atau disengaja. Pintu itu terbuka.
ke- Menunjukkan tindakan yang terjadi pada subjek, seringkali diikuti oleh pelaku. Buku itu kehilangan oleh adikku.
diper- Menunjukkan tindakan yang dilakukan dengan usaha atau intensitas yang lebih besar. Masalah itu diperhatikan secara serius.

Variasi Penggunaan Kata Kerja Bantu dalam Kalimat Pasif

Penggunaan kata kerja bantu dalam kalimat pasif dapat bervariasi, menciptakan nuansa makna yang berbeda. Variasi ini dapat memperkaya ekspresi dan kejelasan kalimat.

  • Surat itu ditulis dengan rapi. (Tindakan menulis dilakukan oleh seseorang, dan hasilnya rapi.)
  • Surat itu tertulis dengan rapi. (Surat itu tertulis rapi, tanpa penekanan pada pelaku.)
  • Surat itu ketulis dengan rapi. (Lebih menekankan pada hasil ‘tertulis rapi’ pada surat itu.)

Perbandingan Penggunaan Kata Kerja Bantu “di”, “ter”, dan “ke”

Meskipun ketiganya merupakan kata kerja bantu dalam kalimat pasif, “di-“, “ter-“, dan “ke-” memiliki perbedaan fungsi yang signifikan. “Di-” biasanya menunjukkan pelaku yang jelas atau tersirat, “ter-” menunjukkan kejadian pasif tanpa penekanan pada pelaku, sedangkan “ke-” menekankan pada kejadian yang menimpa subjek.

Ilustrasi Kalimat Aktif dan Pasif: Contoh Kalimat Pasif Dan Aktif

Kalimat aktif dan pasif merupakan dua bentuk kalimat dalam Bahasa Indonesia yang memiliki perbedaan signifikan dalam struktur dan penekanannya. Pemahaman perbedaan keduanya penting untuk menulis dengan efektif dan tepat guna, menyesuaikan gaya bahasa dengan konteks tertentu.

Perbedaan Struktur Kalimat Aktif dan Pasif

Perbedaan utama terletak pada penempatan subjek, predikat, dan objek. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan aksi (predikat) terhadap objek. Sebagai contoh, “Andi (subjek) memakan (predikat) apel (objek).” Subjek (Andi) berada di awal kalimat dan secara langsung melakukan tindakan. Sebaliknya, dalam kalimat pasif, objek kalimat aktif menjadi subjek, dan aksi dilakukan
-pada* subjek. Kalimat pasif biasanya menggunakan kata kerja bantu seperti “di-“, “ter-“, atau “ke-“.

Kalimat pasif dari contoh sebelumnya adalah “Apel (subjek) dimakan (predikat) oleh Andi (objek).” Perhatikan bagaimana objek “apel” kini menjadi subjek, dan tindakan “dimakan” dilakukan
-padanya*. Objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif, dan seringkali disertai keterangan “oleh” untuk menunjukkan pelaku.

Proses Perubahan Kalimat Aktif ke Pasif dan Sebaliknya

Mengubah kalimat aktif ke pasif melibatkan beberapa langkah. Pertama, objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif. Kedua, predikat kalimat aktif diubah menjadi bentuk pasif dengan menambahkan imbuhan “di-“, “ter-“, atau “ke-“, serta menyesuaikan bentuk kata kerjanya. Ketiga, subjek kalimat aktif seringkali menjadi objek kalimat pasif, diawali dengan kata “oleh”. Contoh: Kalimat aktif “Ibu membuat kue” menjadi kalimat pasif “Kue dibuat oleh Ibu”.

Proses sebaliknya, mengubah kalimat pasif ke aktif, melibatkan pembalikan langkah-langkah tersebut. Subjek kalimat pasif menjadi objek kalimat aktif, dan predikat pasif diubah menjadi predikat aktif, menghilangkan imbuhan pasif dan menyesuaikan bentuk kata kerjanya. Subjek kalimat pasif (yang dulunya objek kalimat aktif) menjadi objek kalimat aktif, seringkali didahului oleh kata “oleh”.

Efek Penggunaan Kalimat Aktif dan Pasif

Penggunaan kalimat aktif dan pasif memberikan efek yang berbeda. Kalimat aktif cenderung lebih langsung, dinamis, dan mudah dipahami. Ia menekankan peran aktif subjek dalam melakukan tindakan. Sebaliknya, kalimat pasif lebih menekankan objek atau hasil tindakan, seringkali digunakan untuk menghindari penentuan pelaku atau untuk membuat kalimat terdengar lebih formal atau objektif. Contoh: “Anjing itu menggigit kurir” (aktif, menekankan aksi anjing) vs.

“Kurir digigit anjing itu” (pasif, menekankan nasib kurir).

Pengaruh Konteks dalam Pemilihan Kalimat Aktif dan Pasif

Pilihan antara kalimat aktif dan pasif sangat bergantung pada konteks. Dalam laporan berita, kalimat pasif sering digunakan untuk menyajikan fakta secara objektif tanpa terlalu menonjolkan pelaku. Misalnya, “Mobil itu dicuri pada dini hari.” Di sisi lain, dalam cerita fiksi, kalimat aktif lebih umum digunakan untuk menciptakan alur cerita yang lebih hidup dan dinamis. Contoh: “Putri tidur pulas di kastil tua.” Konteks menentukan mana yang lebih efektif dan sesuai.

Perbedaan Arti Akibat Perubahan dari Kalimat Aktif ke Pasif

Kadang-kadang, mengubah kalimat aktif ke pasif dapat menyebabkan sedikit perubahan arti, terutama jika pelaku tindakan dihilangkan. Contoh: Kalimat aktif “Seseorang mencuri uang saya” dapat menjadi kalimat pasif “Uang saya dicuri”. Dalam kalimat pasif, pelaku tindakan (“seseorang”) tidak disebutkan, sehingga mengurangi informasi. Perubahan ini dapat memengaruhi pemahaman pembaca, tergantung konteksnya. Namun, dalam banyak kasus, perubahan dari aktif ke pasif hanya mengubah penekanan, bukan arti inti kalimat.

Pemungkas

Penguasaan kalimat aktif dan pasif membuka jalan bagi penulisan yang lebih kaya dan variatif. Kemampuan untuk memilih antara kalimat aktif dan pasif bergantung pada konteks dan tujuan penulisan. Dengan memahami perbedaan keduanya dan cara mengkonversinya, Anda dapat meningkatkan kualitas tulisan dan menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan tepat sasaran.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *